Badai Fitnah untuk Ahmad Surkati & Al-Irsyad

AHMAD SURKATI, Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia (5)

Oleh: Prof. Dr. Bisri Affandi, MA

Mendekati tahun 1919 keberadaan Al-Irsyad mengalami kegoncangan akibat tantangan pihak Alawi yang mampu menimbulkan ketegangan di tubuh organisasi ini. Akibat terbitnya risalah Surat al-Jawab di surat kabar Suluh Hindia, golongan Alawi memberikan reaksi keras dan emosional, dalam bentuk penyebaran kecaman dan fitnah lewat surat kabar Al-Iqbal dan Hadramaut.

Sejarah mencatat, konfrontasi itu kemudian meningkat lebih dewasa dengan munculnya buku Alawi yang berjudul Irsal al-Shihab ala Surat al-Jawab yang ditulis Abdullah bin Muhammad Sadaqah Dahlan. Buku ini, oleh Ahmad bin Aqib al-Ansari, atas nama Al-Irsyad, dijawab dengan tulisan yang diberi judul Kitab Fasl al-Khitab fi Ta’yid Surat al-Jawab.

Ada dugaan buku al-Aqib itu dinilai kalangan Alawi sebagai sangat berbahaya bagi keberadaan kepercayaan Alawi. Di sisi lain, perkembangan pesat Madrasah Al-Irsyad pasti akan menimbulkan rasa dengki bagi kaum Alawi. Tak heran bila kaum Alawi berusaha menghambat gerakan Al-Irsyad dengan mempengaruhi pihak ketiga, misalnya dengan mendekati pemerintah Inggris.

Upaya kaum Alawi itu pada tahun 1918 mengakibatkan pemerintah Inggris mengeluarkan larangan bagi kaum Irsyadi memasuki wilayah Inggris.[1] Dan sebagai kelanjutannya, kaum Alawi juga berhasil mendekati sultan-sultan di Hadramaut, yang kemudian mengeluarkan larangan masuk bagi kaum Irsyadi ke negeri itu. Di samping itu, juga dilakukan pengawasan ketat terhadap orang-orang Irsyadi yang sedang berada di Hadramaut.
Continue reading “Badai Fitnah untuk Ahmad Surkati & Al-Irsyad”